IDENTITAS BUKU :
Judul Buku : Wayang Sebagai Media
Komunikasi Tradisional dalam Diseminasi Informasi
Narasumber : Dr. Kanti Walujo, MSc.
Pembuat Artikel : Nursodik Gunarjo
Penerbit :
Kementerian Komunikasi dan Informatika RI Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik
Tahun Terbit : 2011
Tebal Buku :
vi + 106 halaman
SINOPSIS
Buku ini menceritakan tentang keprihatinan penulis terhadap
nasib kesenian tradisional khususnya wayang serta keprihatinan terhadap
kesenjangan informasi di kalangan masyarakat pedesaan. Buku ini juga mengupas
tentang keberadaan wayang yang tidak hanya berfungsi sebagai objek hiburan atau
tontonan (spectacle), akan tetapi juga dimaksudkan sebagai tuntunan untuk
memelihara keberadaan dan identitas suatu masyarakat pengampunya, serta menjadi
wahana untuk menyampaikan informasi dari dan untuk masyarakat.
Sebagaimana diketahui, mayoritas penduduk Indonesia tinggal di
pedesaan, namun konsumsi media massa modern justru didominasi oleh orang kota.
Jelas bahwa diseminasi informasi di pedesaan akan berjalan lebih efektif jika
menggunakan media yang dimiliki dan diakrabi oleh masyarakat itu sendiri.
Kesenian wayang sejatinya dapat digunakan sebagai sarana diseminasi informasi
yang cukup efektif. sayang kondisi di lapangan menunjukkan hal sebaliknya,
wayang justru kurang mendapatkan perhatian. Buku ini disusun untuk menjelaskan
wayang sebagai tontonan dan tuntunan, serta sebagai media komunikasi
tradisional dalam diseminasi informasi.
Secara keseluruhan, buku ini terdiri dari tujuh bab. Ketujuh bab
tersebut merupakan rangkaian yang menyatu dalam pembahasan tentang wayang
sebagai media komunikasi tradisional dalam diseminasi informasi. Titik berat
pembahasan buku ini ada pada bab IV dan V. Nah, dalam bab III akan mengantarkan
pemahaman bahwa diseminasi informasi melalui wayang tidaklah semudah diseminasi
informasi melalui media komunikasi lainnya.
BAB I (PENDAHULUAN)
Pada bab ini membahas tentang media tradisional dan diseminasi
informasi secara umum. Dalam bab 1 ini terdiri dari lima sub bab. Pada Sub bab 1.1. berjudul Media
Tradisional, yang membahas tentang definisi media tradisional, ciri-ciri, serta
jenis-jenis media tradisional. Sub bab
1.2. berjudul Fungsi Media Tradisional, membahas tentang fungsi media
tradisional selain memberikan hiburan. serta bentuk-bentuk folklore. Di Sub bab 1.3. berjudul Pembinaan Media
Tradisional, yang membahas tentang hasil penelitian media tradisional dalam
kaitannya dengan penyebaran informasi public dan beberapa contoh pembinaan
media tradisional di berbagai daerah. Pada Sub
bab 1.4. berjudul Diseminasi Informasi, yang membahas tentang diseminasi
informasi atau penyebarluasan informasi itu sendiri. Sub bab yang terakhir atau
Sub bab 1.5. berjudul tentang
Efektifitas Pesan Komunikasi, yang membahas tentang bagaimana diseminasi informasi
dapat disebut efektif.
BAB II (RAGAM DAN POLA PENGGUNAAN SENI PERTUNJUKAN WAYANG DI
INDONESIA)
Bab II membahas tentang jenis-jenis wayang serta pembahasan
lebih lanjut mengenai wayang tersebut serta dalangnya . Bab ini terdiri dari
sepuluh sub bab. Pada bab ini juga terdapat contoh lakon wayang yaitu lakon
wayang suluh yang berjudul “Berani
Membela Kebenaran dan Keadilan”. Disajikan oleh dalang Gondo Atmodjo dari
bojonegoro, seorang pensiunan pegawai Departemen Penerangan Bojonegoro,Jawa
Timur. Pada bab ini cukup menarik karena akan membuat pembaca paham mengenai
jenis dan karakter wayang serta kemampuan yang dimiliki oleh para dalang.
BAB III (POTENSI WAYANG SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI TRADISIONAL
DALAM DISEMINASI INFORMASI)
Bab III khusus membahas tentang penggunaan seni pertunjuakan wayang.
yaitu sebagai rujukan nilai atau
tuntunan dan sebagai media komunikasi. Nah, wayang sebagai Rujukan nilai dan
tuntunan yang dimaksud adalah wayang dapat dipakai sebagai alat pengajaran,
penyampai informasi, mengajarkan nilai-nilai universal, memfasilitasi pemecahan
masalah, mengubah dan menyembuhkan
perilaku,nilai spiritual dalam dewa suci, serta pedoman kepemimpinan. Sedangkan
dalam wayang sebagai komunikasi ini I jelaskan media komunikasinya,
faktor-faktor yang mempengaruhi, dan hasil penelitian jumlah responden yang
paham punakawan petruk,semar,dll. dalam bab III ini akan mengantarkan pemahaman
bahwa diseminasi informasi melalui wayang tidaklah semudah diseminasi informasi
melalui media komunikasi lainnya.
BAB IV (HAMBATAN DAN PELUANG WAYANG SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI
TRADISIONAL DALAM DISEMINASI INFORMASI MASA DEPAN)
Dijelaskan tentang beberapa hambatan teknis dalam pagelaran
wayang dan cara menyiasati hambatan yang ada serta menjelaskan tentang
kolaborasi wayang dengan berbagai media, seperti media cetak, penyiaran, dan
media baru (internet).
BAB V (STRATEGI PENGEMBANGAN WAYANG SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI
TRADISIONAL DALAM DISEMINASI INFORMASI)
Pada bab ini dijelaskan tentang keterbatasan-keterbatasan potensi wayang sebagai media komunikasi dalam
diseminasi informasi. Serta dijelaskan beberapa strategi yang ditempuh agar
wayang dapat dikembangankan sebagai media komunikasi yang efektif. Seperti melalui
penelitian, pendidikan, kebijakan pemerintah,
media massa, serta internet.
BAB VI (ORGANISASI PEWAYANGAN DI INDONESIA)
Tidak begitu banyak yang dibahas pada bab ini. Bab VI berisi
pembahasan mengenai organisasi perwayangan di indonesia, yaitu PEPADI (Persatuan
Padalangan Indonesia) dan SENAWANGI (Sekretariat Nasional Pewayangan Indonesia)
serta penjelasan program-program kedepannya baik program jangka pendek maupun
jangka panjang.
Program-programnya seperti melaksanakan kegiatan operasional,
meneguhkan Trikarsa Pancagrata yang merupakan tekad tugas dan strategi
pewayangan indonesia,melaksanakan tugas bersama UNESCO, serta program unggulan
yang dilaksanakan Pusat Data Wayang
Indonesia.
BAB VII (KESIMPULAN DAN SARAN)
Bab VII berisi kesimpulan dari setiap bab yang telah disampaikan
serta terdapat saran untuk mengembangkan wayang sebagai media komunikasi dalam
diseminasi informasi.
KELEBIHAN BUKU :
1)
Memiliki gaya bahasa yang
mudah untuk dipahami serta judul bab yang ditulis menarik dengan gaya anak muda
sehingga tidak menimbulkan kesan "ketinggalan jaman".
2)
Terdapat cerita mengenai
tokoh pewayangan yang membuat buku ini menarik untuk dibaca.
3)
Kertas dengan kualitas
baik dan cukup tebal sehingga menambah nuansa keistimewaan buku ini.
4)
Penjelasan yang detail
dan cenderung mudah di mengerti oleh pembaca.
5)
Data yang di sajikan
lengkap.
KEKURANGAN BUKU :
Kurangnya Gambar ilustrasi dalam buku ini sehingga akan
menimbulkan kebosanan bagi para pembacanya, khususnya bagi orang yang tidak
suka membaca.
Buku ini dapat di temukan di Perpustakaan UNY
Buku ini dapat di temukan di Perpustakaan UNY
0 Comments